Daftar Karya Tulis | Fiksi
Perang Besar
ORANG-ORANG berkerumun di belakang gudang tekstil milik Bun Cai. Sebuah kenderaan patroli polisi kota mendekat. Mobil ambulance menyusul dan parkir tepat di depan mobil patroli kota. ...
Selengkapnya
Gadis Palasik
Nayra, di sini sudah pukul 3:08 AM. Begitu angka yang tertera di sudut kanan komputer lipatku. Aku masih menatap panjang pada satu-satunya fotomu yang berhasil aku simpan sampai sekarang. Foto yang...
Selengkapnya
PILIHAN CINTA HANIFA
Hm… hm… Lalala….
Alunan irama campuran senantiasa mengiringi langkah remaja kampung itu. Ia terus berjalan dengan semangat. Napas yang terengah-engah seakan menambah...
Selengkapnya
TIGA KEMATIAN
Tiga Kematian menghampiri rumah Saidah siang ini. Mereka bergandengan dengan wajah datar dan membeku. Serentak ketiganya mengacungkan kepalan tangan ke pintu, lalu menggerakkannya berulang-ulang....
Selengkapnya
SETANGKAI COKLAT
"Pernahkah kau memakan coklat?"
Pertanyaan itu menyapaku dengan ramah, menghentikan gerak mataku yang meloncat-loncat riang...
Selengkapnya
Bukan Karena Ramuan
Kutatap kedua bola matanya dengan sebuah sorot ketegasan. “Kapan kau akan membawa kedua orang tuamu kerumahku”.
...
Selengkapnya
Bukan Perawan
Kota Serang dalam selimut remang-remang. Sendiri, aku masih termenung sepi di sudut malam. Kulirik jam tangan pemberian Ardi di ulang tahunku yang ke dua puluh kemarin. Pukul 00.21. Itu bearti sudah...
Selengkapnya
CINCIN
Aku menatap cincin yang melingkar di jari manis tangan kananku dengan gelisah. Bolak-balik aku mengangkat telapak tangan dan menegakkan jemari, agar bisa melihat cincin itu dengan lebih...
Selengkapnya
PENSI LANGKITANG
"Tunggulah aku di tepi Maninjau, Uda. Akan kubawakan pensi dan langkitang."
Kalimat itu seperti selendang tipis yang...
Selengkapnya
HANA
Hana memandangi air hujan yang meluncur perlahan di kaca jendela kamarnya. Ia menempelkan hidung dan bibirnya ke kaca yang lekat dingin itu. Aroma kayu lembab yang membingkai kaca, lamat-lamat...
Selengkapnya