Matahari bersinar angkuh. Butir-butir keringat membanjiri tubuhku dari tadi. Gerah. Aku masih setia ditemani trotoar perempatan Soekarno-Hatta. Setelah tiga jam berlalu, retinaku tak urung memangkap...
Selengkapnya

Jika suatu hari nanti, di saat aku sudah kehabisan kata untuk menguraikannya. Di saat lidahku telah kelu tak mampu lagi menggetarkan pita suara. Dan kau bertanya “Siapa orang yang paling kau...
Selengkapnya

19 September 2010               Malam semakin tua. Mengeriput. Menciut dibelai angin malam yang bertiup manja. Di langit sana tak kulihat...
Selengkapnya

Ini seperti sebuah dongeng tua yang tak pernah habis dibicarakan, yang tidak ada baiknya tapi seperti itulah adanya. Tentang secangkir kopi dan kepul uapnya yang merajut senandung jelaga di lalang...
Selengkapnya

Kulirik jam tanganku. Pukul dua siang kurang sepuluh menit. Sebentar lagi cowok bermata Garfield, tokoh kucing animasi kesukaanku itu bakal nongolin mukanya di pintu. Seperti biasa, jam dua siang...
Selengkapnya

Ketika manusia mempertanyakan arti dari takdir sang rembulan.   Sekar Ayu memandang resah sekeliling, upacara hampir dimulai. Namun pasukan Suranantaka belum juga tiba. Padahal Dukun Mustika...
Selengkapnya

Hujan kali ini.., mengantarkan aku pada aroma hangatmu, lima belas tahun yang lalu.   Aku menatap wajah yang terpampang di depanku dengan hati berkecamuk. Meski telah lima belas tahun berlalu,...
Selengkapnya

Masih gelap, bisik hati Indri begitu menyibak tirai jendela dan memastikan sepasang matanya tak dapat menemukan apapun, selain kegelapan. Ditutupnya kembali tirai. Sebelum meneruskan langkahnya ke...
Selengkapnya

Semburat mentari di ufuk timur serta kokok tiga oktaf si jago dari kandangnya di belakang rumah menjadi simfoni pagi yg indah bagi Marwan. Sebelum adzan shubuh berkumandang, Marni telah sibuk di...
Selengkapnya

Aku harus jatuh cinta dan secepatnya menikah!     Demikian aku mengawali pagi yang cerah ini -matahari bersinar lebih sumringah ketimbang kemarin- dengan sebuah keputusan. Ini...
Selengkapnya