EDELWEISS

Habis sudah semuanya,tak ada lagi yang tersisa,bahkan satu puing pun lenyap seakan tak berbekas,kandas,,,, kandas padahal  cuma dia yang ku punya, tanpa terasa dua matanya telah tegenang air,hhhmmmm..... mungkin nasib yang membawa semua ini jadi begini

            “Roy,,,mmm,,,, kamu udah mau pulang?”senja itu senja yang hangat, lelaki yang dipanggil roy, tersenyum sambil menganggukan kepala, pertanyaan yang mengandung harapan menggayut manja di kepalanya, perlahan di dekatinya wanita itu

            “kamu mau pulang sekarang?...apa pekerjaaanmu udah beres?” tanyanya dengan senyum menggoda

            “hhmm...” anggukan kecil itu terasa penuh makna

            Roy melajukan motornya dengan kecepatan sedang, dan wanita itu erat merapat di punggungnya, rasanya tak percuma aku merantau pikirnya, di kampung mungkin hanya menjadi kuli pasir, tiap hari mengisi pasir ke truk  yang udah mangkal paling ya sehari dapat gaji lima puluh ribu, mana bikin kulit hitam, perut jadi pegal,tapi ya bagaimana? Rata- rata mata pencaharian di kampung ya itu, kuli pasir, sebayaku juga begitu

            “roy?... kok diam aja sih?... kamu marah ya,, kalau aku minta ditebengin terus?” rajuk perempuan itu manja

            “ah nggak kok, malahan aku senang..” sahut Roy sedikit tebar pesona

            “benar?” tanya wanita itu mengerling lucu

            “iya,,,,” ujar Roy tersenyum

            Terlihat gadis yang periang itu berbinar binar, rasa suka menggelora didadanya, Roy memang tampan ucap hatinya

            “terimakasih Roy..” ucapnya sambil tersenyum sumringah,walau kepalanya tertunduk takkan dapat menyembunyikan getaran dihatinya

            Kota ini memang menjanjikan banyak hal terutama bagi Roy, pemuda yatim piatu itu, mungkin karena merasa tidak ada yang akan membantunya di kampung,tidak ada yang memperhatikannya, nenek hanya bekerja ke sawah orang, belum lagi paman yang masih menengadahkan tangan kepada orangtuanya, hhmm.. akhirnya dia putuskan untuk merantau ke kota minyak ini,  dengan menumpang truck kelapa toh sampai juga disini, tak ada alasan agar bisa bertahan hidup disni, mulai dari tukang parkir ,tukang bersihkan wc umum hingga bekerja di toko buku seperti sekarang ini

            Hhmm..... gadis itu memang cantik,..pikirnya tapi aku baru saja dapat kerja yang cukup baik, bersih, tak seperti sebelumnya harus rela membersihkan toilet umum dengan gaji yang jauh dari cukup, sekarang kerja di toko buku ini, sudah mulai menapaki kelas, gaji juga lumayan buat diri sendiri, sudah bisa beli pakaian dan sedikit sisa untuk tabungan, pasti kebutuhannya tidak akan bisa aku penuhi,bju nya saja bagus semua, belum kalgi asesorisnya,,dan,,, tiba tiba bayangan masa di kampung terbayang di pelupuk matanya

            “roy... roy.,,, itu lihat, ikannya rame disana..”teriakan sumringah Afifah sesaat mengisi kisi pendengarannya,suasana sore itu sangat mneyenangkan,gemericik sungai beradu bebatuan begitu indahnya, rame rame mereka mencari ikan di sungai dekat sawah neneknya Afifah, roy yang masih bercelana pendek, masih telanjang dada, kacamata selam yang dibeli di pasar loak juga bertengger di atas kepalanya,,,

            “aris, kau lihat itu, ikannya, ..haaa.. kau berdiri dibawah sana,, aku akan menggiring ikan itu ketepian, okee,,, satu dua .... tigaa,,”

            “roy,,, dapat roy,,,, berhasil,,, manjalayanya besar, hhmm,,, sepertinya sedang bertelur...”gadis itu melonjak lonjak kegirangan melihat tangkapan roy dan aris,,,

            “hei aris,,, kau ini,,, kan tidak dapat semuanya,,,kau terlau cepat  makanya mereka lari”

            “hhmmm....bukan,,, kau yang terlalu semnagat...”aris sedikit bersungut menjawab kata kata roy

            “apa kau bilang....”Roy juga tak kalah sengit padahl tadi tidak ada masalah

            “heiii,,,,, sudah sudah .. apa apaan kalian?” kok malah ribut,,, udah ah,,, lepas lagi ikannya daripada ribut” teriakan Afifah meredakan hati mereka masing masing

            Keduanya diam diam bersungut sungut,,, hingga senja mulai mewarna mereka baru pulang kerumah, aris lebih duluan sampai di rumahnya, dan afifah harus diantar dulu kerumahnya, berdua mereka menyusuri pematang sawah,,,

            “brruukk,,,” tiba tiba afifah terjerembab jatuh titian kayu kelapa itu ternyata sudah lapuk untung roy cepat tanggap, dengan sigap dia menahan tubuh afifah hingga berada dalam pangkuannya,,,sejenak mereka terdiam,,,

             “eehh,, hhmm,, maaf,, fifah.......”ujar roy merasa bersalah

            “i,, iya,, iya,,, kamu sih,,,”afifah mengernyitkan dahi sedikit menhan rasa sakit dikakinya

            “lho kok aku,,,, kamu kali yang sengaja nubruk aku,,,”roy berusaha menggoda afifah yang terlihat salah tingkah

            Kedua nya tersenyum menutupi perasaan di hati mereka,,,,,,

            “roy,,, roy,,,, heii,, kamu melamun ya,,,, “ tiba tiba gadis yang tengah diboncengnya itu mencubit pinggang roy, motor yang dikemudikan roy keluar jalur ,,, batu batu cukup besar membuat motor matik itu terantuk antuk dan sedikit kehilangan kendali

            “oohh,,, eehh,,, maaf,, maaf  Des,,, aku ,, aku kehilangan kendali,,,” roy sedikit cemas , takut wanita itu kenapa napa

            “iya,,, kamu sih,,, hhmm..”rajuk wanita ayu yang dipanggil Des itu

            “iya maaf...”ujar Roy, “tapi kamu nggak apa apa kan?”

            “hhmm,,, iya nggak apa, emng kamu lamunin apa? kok sampai begitu banget untung kita nggak jatuh,,,,, “masih dengan manja dia memegang bahu roy

            “eehh,,, iya aku ingat a.....”

            “ayo,,, ingat siapa? Aku cemburu lho,,,,”

            “aku,,, aku a,,, aa,,,, agak grogi dekat kamu,,,”

            “hhmm,,,, masa,,”teriakan kecil dan merasa tak percaya keluar dari bibir mungilnya, hatinya berdentan tak karuan oohh,, benarkah ? teriaknyadalam hati

            “ eehh,, iya,, iya,, bener,,,”

            “aku ,,,,, bahagia,,, dekat kamu,,,”des semakin merapatkan diri ke punggung roy dan memeluknya erat mungkin karena takut jatuh atau kejadian serupa yang akan mendatangkan bahaya atau mungkin malah mengekspresikan harapannya karena merasa yakin Roy belum memiliki hati yang lain

            Ya Tuhan,,, apakan ini ujian,,, ataukah ini kenyataan yan harus aku jalani gumam roy dalam hati, disini aku sebatang kara, tidak ada yang memperhatikan, cuma dia yang saat ini ada disaat aku membutuhkan seorang yang bisa ku percaya,dia selalu ada saat aku merasa kesulitan,selalu membantu mungkin merasa sama seperantauan,kost yang dekat dan tempat kerja yang sama

 

            “ Kepergiannya meninggalkan kesepian dihatiku,rasa riang dalam hidupku telah dibawanya jauh dariku,ini sudah lima kali Lebaran semenjak dia mengatakan dia akan menuju tanah rantau,janji berkirim kabar pun seakan menguap entah kemana, hanya dua tahun full bercerita melalui pesan singkat dari handphone temannya,hingga saat ini tiada lagi yang ingat olehnya,aku Cuma berharap suatu saat dia akan kembali untukku.......” tulisannya sangat rapi mengisi helaian buku yang diberinya nama kata hati tersebut,apapun selalu ditulisnya dengan penuh arti,Afifah seorang wanita terpelajar yang sangat hobi menulis,walaupun saat ini dia tengah menimba ilmu disebuah sekolah keperawatan tapi menulis tetap tidak bisa ditinggalkannya, tapi adakalanya juga seorang penulis tidak bisa mengetik sms, namun setiap kali dia mencoba menghubungi Roy di nomor yang dikasihkannya dulu,,, tetap hanya suara wanita yang mengatakan “maaf nomor yang anda tuju tidak aktif atau berada di luar jangkauan”

            HHmmmm...... andai Roy tahu betapa rasa kehilangan itu amat menyiksa,apalagi menunggu yang tidak pasti, sakit menyeruak di dada dan ketidak berdayaan selalu saja menggerogoti semangat hidupnya, setiap hari hanya bayangan saat bersama roy, bercerita, berlarian dan menangis hanya Roy

            “Afifah,kamu nanti mau jadi apa?”

            “aku mau jadi dokter”

            “hebat dong? Nanti kalau aku sakit minta obatnya ke kamu ya...tapi aku nggak punya uang, obatnya boleh gratis ya..”

            “dokter itu membantu pasiennya ada atau tidak ada uang, kamu,,, kalau sakit pasti aku kasih resep yang bisa bikin sembuh cepat”

“huu.. oke bu dokter,,, tapi kok bu dokter sering sakit ya,,, kayak hari itu,pas pulang sekolah,, kamu jatuh sakit,,, mamamu bilang suka ngigo manggil aku,,, whaaa,,berarti yang dokter itu harusnya aku..”

            “hhmm,,, iya kali,,, “cubit Afifah gemes,eeh,,, besok ada PR,,,

            “iya, aman bu dokter, udah selesai, juga buat kamu,,,”

            “asyik aku dibikinin lagi Pr nya,,, aku bersyukur dapat teman pinter kayak kamu..”afifah bertepuk tangan sambil menepuk pipi Roy

            “teman?.... apa kita Cuma berteman?..”Roy bertanya sambil memonyongkan mulutnya dan mendelik separuh kesal

            “habis,,,nya apaan?...”sahut Afifah tersenyum di dalam hati

            “hmm,,,, nggak ,,, nggak apa apa,,,,, pastinya teman lah,,,”sahut Roy sedikit nakal...dan mencubit pipi Afifah

            Sebenarnya Roy tidak bisa menyimpan perasaan itu lagi,tapi,,, sungguh,, perbedaan ini akan sangat kelihatan, Afifah anak orang kaya....suatu saat kalau dia mau dia akan pergi meninggalkan aku yang hanya seorang yatim piatu gumam Roy, dan terpaksa membungkam mulutnya

            Sayangnya masa sekolah di SMA itu hanya dua tahun dinikmati Roy,terpaksa tidak tamat lantaran tak ada lagi biaya, nenek sering sakit,,,,

            “roy?.... kamu benar udah berhenti sekolah?”

            “siapa bilang afifah?... “roy balik bertanya terlihat setengah heran

            “aris yang bilang,,,, “ ujar Afifah cemberut

            “hmm,,,,, aku ,,,, hhmm,,, apa ya,,, nggak aku nggak berhenti,,, oo,,, “ roy kelihatan tengah salah tingkah dan merasa bersalah nggak memebri tahu sebelumnya kepada Afifah

            “apa?.... kamu bohong, kenapa harus berhenti,,, sebentar lagi kita akan kelas tiga Roy, lalu tamat,,, lalu kuliah, aku ke kedokteran,, kamu ke teknik sipil... plis Roy...jangan berhenti,,,”

            Sejenak Roy terdiam menatap Afifah dalam dalam

            “hmmm,,, maaf Afifah,,, kamu lanjut aja kuliahnya nanti ya,,, mudah mudahan kamu menjadi seorang dokter yang hebat,,,” Roy tersenyum sambil mengacak rambut Afifah “ aku pasti sekolah afifah,,,, kita akan kuliah sama sama...” terlihat Roy menunduk ada yang tersembunyi di balik kata katanya,terasa dua cairan hangat mengisi matanya, Roy mengalihkan pandangan jauh smabil menyusut airmatanya, dia mencoba tersenyum perlahan diraihnya jemari Afifah,,, digenggamnya sangat erat unuk meyakinkan gadis itu

            “kamu harus bisa ,,,, jangan sering lupa lagi bikin PR,,,,janagn suka bolos karena malas bangun pagi,,,kamu,,, “

            “roy,aku akan bilang ke kepala sekolah untuk tetap mengizinkan kamu sekolah, kamu kan pintar, beasiswa lagi....”

            “tidak perlu fifah,,,,, tidak bisa, maaf,,, aku telah mencoba menemui kepala sekolahnya hari itu,, tapi,,, hhmm,,, biarlah Afifah,, aku bangga punya teman seperti kamu,,,”

            “teman?... Cuma teman?....”

            “habis apalagi?....” goda Roy

            “iya,,, teman,,, pasti teman lah,,,,, “ afifah mengulang kembali apa yang pernah di ucapkan Roy saat itu,,, lidah Afifah terasa sangat kelu walau di dalam hati telah di patrinya rasa sayangnya hanya untuk Roy Prasetya Adhi,mungkin suatu hari nanti,,,,,

 

            Kota Pekanbaru siang itu begitu terik,,, toko buku Edelweiss cukup ramai dikunjungi orang orang dari hanya sekadar melihat lihat buku baru, cari referensi, cari novel atau entah apalah,,,, yang pasti hari ini Roy tengah sibuk melayani pengunjung,disana di gerai komik Deswita juga tengah sibuk sambil mencuri curi pandang ke arah Roy,lelaki tampan itu hanya sedikit tersenyum, di dalam hatinya juga tak kalah ribut seakan berpacu dengan waktu,sebentar sebentar dia melirik pergelangan tangannya, empat jam lagi,,,,

            “roy, aku ingin sekali membicarakan sesuatu denganmu besok habis pulang kerja, kamu mau kan?”

            “iya, aku pasti mau,,tapi ,, kok bukan sekarang aja,aku penasaran “ jawab Roy kemaren pas makan malam di Cafe Daun Rindang

 

            “hhmm,,, iya,, tapi aku maunya besok,,, kita jalan jalan dulu ya,,”

            “oke,,,, cantik,, aku siap besok,,,”

            Jam telah menunjukan pukul 5 sore,para penjaga untuk Shift malam sudah mulai berdatangan, Des berkemas seperti mana juga denga Roy, heran juga hari ini Des berdandan sedikit berbeda dari biasanya,lebih berwarna dan,,, wajah nya tampak berbunga bunga....

            “kamu mau ngomongin apa sih?...kok semangat sekali kayaknya?”penasaran Roy mencoba bertanya walau di hatinya juga ada terselip sesuatu yang akan dibicarakan Des

            Cafe ini tampak begitu indah dengan suasana yang sedikit romantis,sehabis jalan di taman alam mayang, masih juga belum terungkap sama Deswita apa yang akan dibicarakanya

            “hhmm,,, kamu mau pesan apa Roy?... jangan kuatir hari ini aku yang traktir”

            “hhmm,,, oke,,, aku yang biasa aja,,,”

            Malam kian larut, Roy dengan sedikit kurang enak hati diperlakukan begini,,

            “ hei,,, kamu penasran ya,,, ,.. hmm makan dulu, kayaknya dari tadi belum kamu sentuh makanannny,,”

            “hhmm,,,, “sahut Roy tergelak,,,

            “terpaksa”

            “nggak,, ko,,, Cuma kamu agak sedikit aneh,,,”

            “nggak,, nggak ada yaang aneh, semua biasa aja,,,aku ingin kita menikah,,,”

            “hhhkk,,,,, “tanpa sadar, Roy terbatuk dan keselek,matanya sedikit melotot,tak pecaya tapi inijuga seudag dipikrnya sebelumnya

            Terbayang dengan semakin jelas Afifah, dengan keluguannya, manjanya,wajah imutnya, rambut sebahunya,dan ringkih tubuhnya,.... yang sering sakit sakitan,,,,
            “kamu kenapa Roy?... kamu tidak mau?”

            “hhmmm,,, bukan ,, bukan begitu,, hhmm,,,, slow Des,,, aku minum dulu”

            “hhmm,,, nih minumnya,..”

            “kamu tahu, ayahku kemaren menelpon, ayah suruh kita pulang ke kampungku,,,”

            “memangnya ayahmu kenal dengan aku?”

            “persisnya sih tidak, tapi aku sering bercerita tentangmu,sekarang ayahku sakit,, dan beliau ingin agar kita menikah secepatnya”

            “tapi,,, aku tidak memiliki apa apa Des”

            “maksudmu?””

            “aku takut kamu kecewa, aku takut tak bisa membahagiakanmu,aku seorang yatim piatu Des, kamu kan tahu aku pernah bercerita denganmu waktu itu”

            “iya, aku faham,,,, kamu nggak perlu berpikir tentang harta dan kebahagaiaanku,apa kau tahu ... pemilik toko buku itu adalah ayahku,,, dan kami punya toko di seluru indonesia, aku anak paling tua,kami memiliki berhektar hektar kebun sawit, dan itu bisa kamu urus nanti,kamu ikuti saja perintah aayahku,,” ujar Deswita berapi api,,,

            Roy yang semenjak tadi ternganga seakan tidak berkedip memandang Deswita,,,antara percaya denga tidak Roy teringat kembali masa masa dia bekerja yang luput dari kesadarannya

            Deswita yang dia kenal perajuk,selalu harus tercapai semua keinginannya,yang ngambek kalau tidak dituruti kemauannya,Deswita yang cantik,lincah dan selalu bersemangat,yang senantiasa menghibur hatinya, mambantu keuangannya,,, Ya Tuhan ,,, jadi dia itu Bos Edelweiss,,,,,

Sungguh di dalam hatinya syok,... dan merasa tidak sepantasnya mendampingi Deswita,kalu saja aku ingin mengambil keuntungan pasti bisa tapi,,,,

“maaf Des,,, aku tidak bisa,,,,”

“kenapa?apa masalahmu?,,, apa selama ini aku tidak baik kepadamu? Aku tdak pernah membantumu?”

“bukan bukan begitu,,,,tapi,,, aku ttidak pantas,,,”

“plis,,, Roy buang semua ketidak percaya dirianmu, aku mungkin tidak perlu mengenali keluargamu, tapi kamu,,, aku mencintaimu,,,, kita kan bahagia dengan keluarga ku,,,”

“hhmm,,, nggak nggak Des,,, berfikirlah kembali,,, aku tidak pantas untukmu..”

“jadi selama ini kamu mendekatiku untuk apa?... apa kamu tidak pernah memiliki rasa sayang kepadaku? Lalu untuk apa kamu selalu ada di setiap detik nafasku?”

“karena kamu selama ini membohongiku, kamu mengatakan kamu urang kerinci yang terdampar tanpa iorang tua disini,,,, kamu sebatang kara,,, kamu berkalikali membantuku dengan uang gajimu yaang sedikit itu,,, ,lalu sekarang?? Kamu mematahkan semua kesalutanku padamu,,”

“harusnya kamu bersyukur kenal aku Roy,, aku bisa membahagiakan hidupmu,,,,

“aku tidak bahagia kalau begini cara mu ibu Deswita,,,”

Roy pun pergi meningalkan Deswita yang tergugu seorang diri,Roy pergi membawa kelukaan di hatinya,bahagia kah selama ini atau apakah harga diriku sudaah dibeli??.... tidak,,, aku harus pulang,,, aku akan menenangkan diri dulu,Kenapa harus ini yang aku terima??...

Afifah,,, maafkan selam ini kau telah membiarkanmu sorang diri,,,, aku akan menjemputmu Afifah, aku hanya bisa bahagia saat denganmu...

 

Desa Batu Sabtu sore,,,

Masih seperti lima tahun yang lalu,gemercik air terdengar riuh kala berpadu dengan sang batu, Lima ratus meter lagi rumah Afifah,pasti dia sekarang telah menjadi Dokter hebat,,,, masihkah kau menungguku Afifah,,

“assalamualaikum”

“waalaikum salam .eh,, si Roy kan?”

“iya tek,,, bagaimana tek keluarga disini? Sehatkan?.... saya selalu berdoa untuk kita semua dikampung..”

“iya,,, kemana saja Roy tidak pernah memberi kabar,,, dengar dengar kamu sudah menikah ya,,”

“ah nggak kok tek,, saya masih lajang,,,, hhmm,,, ibuk Farida sama bapak mana tek?”

“oohh,,, ibuk di solo ikut uninya Afifah,,, si Nita kan disana ikut suaminya,,,”

“lho Afifah kemana?..dinas di rumah sakit mana?”

“hhmm,,,, “ terlihat raut tantenya Afifah berubah,,, airmata mengalir dipipinya “ masa tidak ada kabar kepadamu Roy?... Afifah sudah tiada... “

“apa ??.. Apa tek,,, tolong ulang lagi,,,, jangan etek mengada ada...”

“sabar Roy,,, tiga bulan lalu Afifah sudah pergi meninggalkan kita untuk selamanya,... dia meninggal Roy”

“Tidaaaakkkkkk...... “ Roy berteriak sekuat tenaga, lalu jatuh tertunduk, air matanya tak sanggup lagi untuk dibendung,, Afifah,, maafjkan aku, terlambat menemuimu Afifah,,, aku akan membahagiakanmu,, Afifah,,, bawa aku Fifah,,, tolong,,, Tuhan kembalikan dia untukku

“roy,... sabarlah,,, ini mungkin ujian, terakhir waktu dia sudah tidak tahan dengan sakitnya, dia menitip buku ini pada etek, suatu saat bila bertemu kau, dia suruh etek memberikannya padamu

“sakit apa tek?...”

“setelah sekian lama tidak memberi kabar,dia letih mencarimu  tak ada yang tahu kau dimana,,, akhirnya dia harus rela menerima jodoh dari mamaknya,mungkin kebahagiaanya hanya denganmu, jadi hari kehari dia sakit sakit tidak kunjung sembuh, suaminya sangat perhatian dan sayang padanya, tapi tidak baginya,dia hanya memikirkanmu, ,,, terakhir dia kena kanker otak, dan dia tidak tahan lagi

Bulan baru saja diselimuti awan, hujan turun rintik rintik,,,, Roy menyeruput kopi yang di buatkan neneknya,, perlahan dibukanya helai demi helai buku diary milik Afifah,,, semuanya hanya bercerita tentang Roy dan kerinduannya kepada Roy,pas di halaman terakhir,, terlihat tulisannya tidak lagi beraturan,

            “Roy,,,kenapa tidak ada jejakmu yang tersisa, yang akan membawamu pulang kembali,,,tak bisa kah kau tinggal agak sebentar saja untuk membuat ku tersenyum, Roy,,, andaikan kau tahu betapa sakit ni sangat menyiksa ,,, tapi bagiku itu tidak seberapa tidak sesakit disaat aku menantikan kedatanganmu

            Roy,,,,, masa kecil kita,, tidak pernah aku lupa,kan ku kenang hingga aku tidak bernafas lagi di dunia ini, aku merindukanmu Roy,,,tapi aku tak berdaya,, sekaarang aku hanya mengharap mukjizat Tuhan agar membawamu pulang ke hatiku

            Tapi bilamana ini tidak bisa ku genggam lagi,, aku ikhlas Roy,,, mungkin kau memenag bukan untukku, relakan aku pergi ya Roy, ketika kau tahu aku sudah tidak bisa kau temui lagi,aku mendoakanmu agar kau bahagia dan berhasil dalam hidupmu,dan aku akan berkata kepada malaikat agar bisa menjagamu, selalu,,,, seperti aku menjaga hatiku untukmu,,,, Maafkan aku ya Roy,,,

Afifah Roy Prasetya Adhi

 

Roy seakan tak mampu lagi berdiri dikakinya,Afifahku telah pergi membawa cintanya yang masih utuh,yang tak pernah tersampaikan, dia pergi jauh,,, dan takkan kembali lagi,Hhmm,,,,

Bulan jatuh dalam dekapan temaram,,,, dan sepucuk pesan singkat pun telah diterima dua menit lalu dari Deswita,

“roy,aku minta maaf yang sebesar besarnya atas sikapku yang setengah memaksamu, tapi itu ku lakukan karena ayahku dalam kondisi yang sudah tidak memungkinkan untuk mengulur waktu,darimu aku banyak belajar tentang kehidupan,maafkan,, aku akan menikah besok dengan pilihan ayahku dan aku harap kau selalu bahagia dalam hidupmu,Deswita Edelweiss,,,,,,

Share This Post: